Komponen
sikap
Sikap (Notoatmodjo,
2007) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu.Dapat diartikan juga sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide,
situasi, atau nilai.Sikap bukanlah perilaku, tetapi merupakan kecenderungan
untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap.Sikaprelatif lebih
menetap atau jarang mengalami perubahan.
Sikap merupakan hubungan dari berbagai komponen yang
terdiri atas :
a. Komponen kognitif : yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang objek sikapnya atau komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau bagaimana mempersepsi objek
a. Komponen kognitif : yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang objek sikapnya atau komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau bagaimana mempersepsi objek
b. Komponen
afektif : komponen yang bersifat evaluatif yang
berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang
c. Komponen
konatif : kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan
objek sikapnya atau komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek
Sifat-sifat sikap sebagai berikut :
Sifat-sifat sikap sebagai berikut :
a. Sikap tidak
dibawa sejak lahir
Berarti manusia
dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya maka
sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena
terbentuk selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan
dipelajari. Namun kecenderungannya sikap bersifat tetap.
b. Sikap selalu
berhubungan dengan objek
Sikap terbentuk karena
hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap objek tersebut.
c. Sikap dapat
tertuju pada satu objek dan sekumpulan objek
Bila seseorang memiliki
sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada
kelompok orang tersebut.
d. Sikap itu dapat
berlangsung lama atau sebentar
Jika sikap sudah
menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama bertahan,
tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat
berubah.
e. Sikap mengandung
perasaan atau motivasi
Sikap terhaadap
sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif. Sikap
juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
PEMBENTUKAN DAN
PERUBAHAN SIKAP
Terbentuknya sikap
seseorang pada dasarnya dilandasi oleh norma-norma yang sebelumnya (telah
dihayatinya).Sikap terjadi setelah individu mengalami internalisasi dari hasil
( Roucek, 1951) :
·
Observasi terhadap kelompok dan kejadian
serta pengalaman yang dihadapi.
·
Perbandingan pengalaman yang mirip
dengan respons / reaksi yang diberikannya.
·
Mengadakan perbandingan antara sesuatu
yang dihadapinya dan pengalaman orang lain yang dianggap lebih ahli.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBENTUKAN SIKAP :
a) Adanya akumulasi pengalaman dari
tanggapan-tanggapan tipe yang sama.
b) Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda.
c) Pengalaman (baik / buruk) yang pernah di alami.
d) Hasil peniruan terhadap sikap pihak lain secara sadar / tidak sadar.
b) Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda.
c) Pengalaman (baik / buruk) yang pernah di alami.
d) Hasil peniruan terhadap sikap pihak lain secara sadar / tidak sadar.
Untuk mengubah suatu
sikap, kita harus ingat bagaimana sikap dengan pola-polanya terbentuk.Sikap
bukanlah diperoleh dari keturunan, tetapi dari pengalaman, linkungan, orang
lain, terutama dari pengalaman dramatis yang meninggalkan kesan yang sangat
mendalam.Dikarenakan sikap sebagian besar berkaitan dengan emosi, kita lebih
mudah mempengaruhinya dengan emosi pula, yaitu dengan pendekatan yang ramah
tamah, penuh pengertian (empathy) dan kesabaran.
Karakteristik Sistem Sikap
·
Sikap ekstrem (sulit berubah).
·
Multifleksitas : mudah berubah secara
kongruen,nanun sulit berubah secara inkongruen dan sebaliknya.
·
Konsistensi (sikap yang stabil).
·
Interconnectedness : keterikatan suatu
sikap dengan sikap lain dalam suatu kluster.
·
Konsonan : sikap yang saling berderajat
selaras akan lebih cenderung membentuk suatu kluster.\
FUNGSI DAN SUMBER SIKAP
Rita L. Atkinson dkk menyebut adanya lima fungsi sikap, yakni :
Rita L. Atkinson dkk menyebut adanya lima fungsi sikap, yakni :
·
Fungsi Insrumental
·
Fungsi Pengetahuan
·
Fungsi Nilai-Ekspresif
·
Fungsi Pertahanan Ego
·
Fungsi Penyesuaian social
HUBUNGAN SIKAP DAN
PERILAKU
Tipe Skala Pengukuran
Sikap Untuk memperoleh data dari responden, maka diperlukan skala yang dapat
digunakan untuk mengukur sikap yang menjadi dasar kepribadian suatu populasi.
Para ahli sosiologi
membedakan dua tipe skala menurut fenomena soasia yang diukur, yaitu :
1. Skala
pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian.
2. Skala
pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi antara lain:
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi antara lain:
Skala Likert
Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu
(R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP).
Untuk penilaian
ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
a. Sangat
Penting (SP) : 5
b. Penting
(P) : 4
c. Ragu-ragu
(R) : 3
d. Tidak
Penting (TP) : 2
e. Sangat
Tidak Penting (STP) : 1
Untuk penilaian
persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
a. Sangat
Baik (SB) : 5
b. Baik
(B) : 4
c. Ragu-ragu
(R) : 3
d. Tidak
Baik (TB) : 2
e. Sangat
Tidak Baik (STB) : 1Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat
dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Keuntungan skala Likert
adalah :
·
Mudah dibuat dan diterapkan Terdapat
kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai dengan
konteks permasalahan
·
Jawaban suatu item dapat berupa
alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
·
Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh
dengan jumlah item tersebut diperjelas.
Skala Guttman
Skala pengukuran dengan
tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. diantaranya : ‘ya’ dan ‘tidak’;
‘benar-salah’, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi, kalau pada Skala Likert terdapat
1,2,3,4,5 interval, dari kata ‘sangat setuju’ sampai ‘sangat tidak setuju’,
maka pada Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak
setuju’. Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Semantic Differential
Skala pengukuran yang
berbentuk Semantic Differensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban “sangat
positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data
interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik
tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Rating Scale
Dari ke tiga skala
pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah
data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan Rating Scale,
data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model Rating Scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Yang penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model Rating Scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Yang penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar